menjadilah indah...maka engkau akan melihat segalanya menjadi indah... Thanks To Allah.SWT (Please leave your comment/ mohon beri komentar )
Jumat, 02 Agustus 2013
Berbagi Cerita
Melukis kenangan indah
Lukisan
pemandangan itu begitu indah, kedamaian dan ketenangannya tampak jelas, dari goresan cat dan perpaduan warnanya.
rumah mungil disisi sungai kecil pada lukisan itu begitu mempesona, ditengah
hiruk pikuk rutinitas kita maka tempat dalam lukisan itu seperti sebuah tempat
yang tenang dan nyaman untuk meneduhkan
jiwa.
Lukisan
yang menarik, sehingga sangat ingin memilikinya. Ternyata, jika kita renungkan lebih
dalam lagi akan tampak bahwa hidup yang kita jalani ini juga seperti melukis
sebuah lukisan, hanya saja kita tidak melukis pada sebuah kanvas, melainkan
pada pikiran dan jiwa orang lain yangada disekeliling kita.
Tanpa
kita sadari sudah ribuan, bahkan mungkin jutaan lukisan yang telah berhasil
kita buat, mungkin ada diantara lukisan itu lukisan yang indah, bahkan mungkin
lebih banyak lukisan yang sangat tidak menarik, sehingga jika lukisan itu kita
pajang maka tidak akan ada yang betah menikmatinya
Lukisan
yang kita lukis itu ibarat sikap dan perbuatan kita terhadap orang lain, jika
kita selalu berbuat baik pada orang lain, maka sebuah lukisan yang indah telah
kita lukis di jiwa dan pikiran orang lain, akan tetapi jika sikap dan perbuatan
kita sering melukai dan tidak baik terhadap orang lain, maka kita telah melukis
sebuah lukisan yang tidak indah dihati dan fikiran orang lain.
Begitulah
hidup kita, setiap hari kita selalu melukis sebuah lukisan, karena itu lukislah
sebuah kenangan indah dihati setiap orang yang pernah bertemu dengan kita.
Sehingga sebagian dari diri kita menjadi
sebuah lukisan yang indah untuk dikenang.
Manusia yang baik
Seeorang teman pernah mengatakan kepada saya, “ jika
ingin menjadi baik maka jangan pernah melihat keburukan orang lain“. Saya
menanyakan apa maksud dari perkataanya itu? Akhirnya ia bercerita, dulu saya
mempunyai seorang sahabat yang sangat saya kagumi karena kebaikan hati dan
perilakunya, akan tetapi masa mengubah segalanya, sahabat saya itu berbuat
kesalahan yang akhirnya mengubah sudut pandang saya terhadapnya. Kebaikannya,
sedikit demi sedikit meluntur dihadapan saya, hingga hati saya mulai sakit dan
jenuh karena hanya memikirkan keburukannya.
Akhirnya saya menyadari, bahwa tidak ada manusia yang
sempurna, wajar jika ia melakukan kesalahan, karena ia manusia biasa, dan saya
tidak akan pernah menjadi baik jika hanya melihat keburukannya
Semua itu memang tidak mudah ida, tapi berusahalah
untuk belajar, kapan kita akan menjadi baik
jika hanya melihat keburukan orang lain, teman itu tersenyum penuh arti kepada saya,...
Rabu, 31 Juli 2013
Berbagi cerita
Sentuhlah Mereka Dengan
Lembut"
"Adakalanya
kita mengharapkan semua yang ada berjalan sesuai keinginan kita. Saat anak
didik kita berperilaku kasar dan tidak hormat, kita marah. Saat mereka lalai
dengan tugas-tugas mereka, kita kecewa. Tiba-tiba saja kita mengeluh dan
berharap mereka menjadi baik seketika seperti keinginan kita, dan kitapun mulai
membandingkan mereka dengan teman yang lebih baik darinya.
Cobalah
kita renungkan dan fahami sejenak!."Lihatlah bunga,ia menjadi indah karena
adanya perbedaan warna pada setiap mahkotanya. Bangunan yang indah dan
kokoh berdiri megah karena tersusun dari
bahan yang berbeda seperti batu, kayu, semen, dan pasir. Mereka semua berbeda,
mereka menjadi indah, kokoh dan kuat karena mereka diciptakan berbeda,
Begitulah
seharusnya kita memandang setiap anak didik kita. Wajah, perilaku, sikap dan semua
yang ada pada diri mereka berbeda. Bisa jadi sikap kasar dan tidak hormat
mereka pada kita disebabkan karena
mereka ingin diperhatikan oleh kita.
Yakinlah!,
bahwa dilubuk hati mereka yang terdalam ada fitrah kelembutan dan kebaikan.
Belajarlah untuk menyentuh lubuk hati itu dengan lembut. "seperti sabda
Rasulullah.SAW bahwa tidak ada yang menghiasi sesuatu selain menjadikannya
indah, dan akan kuranglah sesuatu itu apabila ia tiada..Itulah
kelembutan".
Allah itu maha lembut, dan menyukai
kelembutan, mungkin ini bisa menjadi inspirasi buat kita ketika berhadapan
dengan anak didik kita yang mulai hilang arah.
Semoga
Allah berkenan memberikan hidayahNya bagi kita semua, agar lahirlah anak didik
yang berakhlak mulia..Amiin
Telah luput berjuta ilmu ketika amarah mulai membara
Telah tumbuh berjuta kesombongan ketika bangga mulai menyapa
Telah sampai berjuta ilmu ketika kelembutan mulai menjamah
Telah terpatri berjuta ilmu ketika keikhlasan telah membingkainya
Selasa, 30 Juli 2013
Matematika dan pembudayaan karakter siswa
Matematika adalah sebuah ilmu
yang di dalamnya terkandung banyak makna, mengajarkan tentang tantangan,
kesuksesan rasa kebanggan, kebahagiaan, dan yang paling utama dari matematika
adalah membuat kita lebih mengenal Tuhan
Matematika tidak hanya sebatas ilmu, akan tetapi lebih
dari itu. Matematika
mempunyai dunia tersendiri, dunia ini tidak sama seperti ilmu yang lain. Ketika
kita mengatakan sebuah kubus, kita bisa membayangkan bahwa kubus itu bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang
persegi yang saling tegak lurus, dan bahkan kita bisa menggambarkannnya.
Hasilnya tentu saja seperti gambar berikut ini
Akan tetapi, pernahkah kita melihat kubus yang
sesungguhnya?, Tentu saja jawabnya tidak. Seperti halnya dengan angka, kita
selalu mengatakan angka 1, 2, 3 , dan seterusnya, kita selalu berhitung dengan
angka akan tetapi kita tidak pernah mengenal angka sesungguhnya.
Itu adalah dunia tersendiri dari
matematika, sangat berbeda dengan ilmu yang lain. Dunia itu begitu abstrak,
akan tetapi karena keabstrakan itu
justru membuat metematika menjadi
sangat indah. Indah karena kita diajarkan untuk mengenal dan mencintai sesuatu
yang tidak akan pernah bisa kita sentuh karena keabstrakannya, akan tetapi
senantiasa ada dalam pikiran kita.
Ternyata dari itulah matematika
mengajarkan pikiran dan hati kita untuk lebih peka. Matematika memulainya dari
sesuatu yang abstrak, mengapa demikian? Karena, jika dengan sesuatu yang
abstrak saja kita bisa menghargai dan mencintai sesuatu dengan lebih peka,
bagaimana dengan sesuatu yang tampak dan ada disekitar kita, tentu saja kita
akan lebih menghargainya.
Begitulah matematika, sangat indah
dan mengajarkan akan banyak hal. Jika saja kita mau mengenalnya lebih dekat,
ternyata matematika tidaklah sesulit yang kita bayangkan, dan tentu matematika
bukan lagi momok yang menakutkan.
Matematika dianggap sulit oleh
sebagian besar orang, karena matematika penuh dengan konsep dan aturan yang
jelas, serta ketika melakukan proses perhitungan dalam penyelesaian soal
matematika haruslah berakhir dengan benar, dengan kata lain "salah tetap
salah dan benar tetap benar."
Seandainya saja kita mau berpikir
lebih jernih, sebenarnya matematika secara tidak langsung mengajarkan kita
untuk menjadi seseorang yang berpendirian teguh dan mentaati konsep serta
aturan yang jelas. Jika hal ini di terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari,
maka kita akan tumbuh menjadi seseorang yang menjalankan aturan agama kita
dengan benar, menjadi warga negara yang taat hukum, dan menjadi apapun kita,
kita akan selalu berpegang teguh pada aturan dan konsep yang jelas dan benar.
Indah bukan!!! ternyata, matematika
bukan saja mengajarkan kita menjadi pintar akal tapi juga pintar hati dan
pintar emosional. Coba beberapa perhatikan soal berikut ini ;
Contoh
Soal 1
Bentuk sederhana dari adalah ?
Jawab:
Sesuai
konsep, soal tersebut merupakan soal merasionalkan
bentuk akar, dengan kata lain membuat bentuk akar tersebut menjadi
sederhana. Untuk menyelesaikan soal
tersebut maka bentuk akar tersebut haruslah dikalikan dengan akar sekawannya
=
(Karena bentuk akar tersebut berbentuk pecahan, maka
jika pembilang dikalikan dengan akar sekawannya maka penyebut juga harus
dikalikan dengan akar sekawan yang sama. Jika proses itu tidak dilakukan maka
soal tidak akan terselesaikan) Apa hikmah yang terkandung dalam proses
penyelesaian soal tersebut?, yah,
hikmahnya adalah tentang "keadilan". Ternyata bersikap adil sangat
perlu dalam penyelesaian suatu masalah, dan hal ini kerap kali diterapkan dalam
matematika.
Kembali pada soal dan lanjutan
penyelesaiannya!
=
=
=
(matematika juga
mengajarkan untuk saling berbagi.
Dalam suatu proses perhitungan, jika bilangan itu masih bisa disederhanakan
dengan pembagian,maka lakukanlah proses pembagian. Jika proses itu tidak
dilakukan maka tentu saja hasil akhirnya tidak begitu benar )
= =
( jawaban merupakan hasil
akhir yang sederhana dan bernilai benar, yang diperoleh melalui proses " Adil dan Berbagi".)
Akhirnya kita bisa
belajar dua hal sekaligus, belajar bagaimana berhitung yang benar dan belajar
adil dan berbagi.
Contoh Soal 2
Jika A adalah himpunan
bilangan asli, maka anggota pertama dan terakhir dari bilangan asli adalah?
Jawab:
Karena A adalah
himpunan bilangan asli, maka anggota pertamanya adalah 1 dan terakhir adalah
tak terhingga.
A={ 1,2,3,4,…}
(sebenarnya apa hikmah yang terkandung pada soal
tersebut?. Yah, ternyata hikmahnya adalah agar kita tidak menjadi manusia yang
sombong. Mengapa demikian? Coba kita telusuri lebih jauh lagi,
Sebagaimana diketahui bahwa matematika adalah ilmu pasti artinya segala sesuatu
punya nilai kepastian dan dapat dihitung nilainya, tetapi jika melihat pada
soal di atas tidak ada yang tahu pasti
berapa nilai dari anggota terakhir suatu bilangan asli. Matematika
menjawabnya tak terhingga. Itulah letak arti ketidaksombongan yang sebenarnya diajarkan oleh matematika. Bahwa sesungguhnya ilmu dan manusia, memiliki
keterbatasan. Sepasti apapun ilmu tersebut, tetap saja ada sesuatu yang tak
terjangkau oleh manusia, dan itu akan
menjadi rahasia alam.
Langganan:
Postingan (Atom)