Melukis kenangan indah
Lukisan
pemandangan itu begitu indah, kedamaian dan ketenangannya tampak jelas, dari goresan cat dan perpaduan warnanya.
rumah mungil disisi sungai kecil pada lukisan itu begitu mempesona, ditengah
hiruk pikuk rutinitas kita maka tempat dalam lukisan itu seperti sebuah tempat
yang tenang dan nyaman untuk meneduhkan
jiwa.
Lukisan
yang menarik, sehingga sangat ingin memilikinya. Ternyata, jika kita renungkan lebih
dalam lagi akan tampak bahwa hidup yang kita jalani ini juga seperti melukis
sebuah lukisan, hanya saja kita tidak melukis pada sebuah kanvas, melainkan
pada pikiran dan jiwa orang lain yangada disekeliling kita.
Tanpa
kita sadari sudah ribuan, bahkan mungkin jutaan lukisan yang telah berhasil
kita buat, mungkin ada diantara lukisan itu lukisan yang indah, bahkan mungkin
lebih banyak lukisan yang sangat tidak menarik, sehingga jika lukisan itu kita
pajang maka tidak akan ada yang betah menikmatinya
Lukisan
yang kita lukis itu ibarat sikap dan perbuatan kita terhadap orang lain, jika
kita selalu berbuat baik pada orang lain, maka sebuah lukisan yang indah telah
kita lukis di jiwa dan pikiran orang lain, akan tetapi jika sikap dan perbuatan
kita sering melukai dan tidak baik terhadap orang lain, maka kita telah melukis
sebuah lukisan yang tidak indah dihati dan fikiran orang lain.
Begitulah
hidup kita, setiap hari kita selalu melukis sebuah lukisan, karena itu lukislah
sebuah kenangan indah dihati setiap orang yang pernah bertemu dengan kita.
Sehingga sebagian dari diri kita menjadi
sebuah lukisan yang indah untuk dikenang.
Manusia yang baik
Seeorang teman pernah mengatakan kepada saya, “ jika
ingin menjadi baik maka jangan pernah melihat keburukan orang lain“. Saya
menanyakan apa maksud dari perkataanya itu? Akhirnya ia bercerita, dulu saya
mempunyai seorang sahabat yang sangat saya kagumi karena kebaikan hati dan
perilakunya, akan tetapi masa mengubah segalanya, sahabat saya itu berbuat
kesalahan yang akhirnya mengubah sudut pandang saya terhadapnya. Kebaikannya,
sedikit demi sedikit meluntur dihadapan saya, hingga hati saya mulai sakit dan
jenuh karena hanya memikirkan keburukannya.
Akhirnya saya menyadari, bahwa tidak ada manusia yang
sempurna, wajar jika ia melakukan kesalahan, karena ia manusia biasa, dan saya
tidak akan pernah menjadi baik jika hanya melihat keburukannya
Semua itu memang tidak mudah ida, tapi berusahalah
untuk belajar, kapan kita akan menjadi baik
jika hanya melihat keburukan orang lain, teman itu tersenyum penuh arti kepada saya,...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar