Matematika adalah sebuah ilmu
yang di dalamnya terkandung banyak makna, mengajarkan tentang tantangan,
kesuksesan rasa kebanggan, kebahagiaan, dan yang paling utama dari matematika
adalah membuat kita lebih mengenal Tuhan
Matematika tidak hanya sebatas ilmu, akan tetapi lebih
dari itu. Matematika
mempunyai dunia tersendiri, dunia ini tidak sama seperti ilmu yang lain. Ketika
kita mengatakan sebuah kubus, kita bisa membayangkan bahwa kubus itu bangun ruang yang dibatasi oleh enam bidang
persegi yang saling tegak lurus, dan bahkan kita bisa menggambarkannnya.
Hasilnya tentu saja seperti gambar berikut ini
Akan tetapi, pernahkah kita melihat kubus yang
sesungguhnya?, Tentu saja jawabnya tidak. Seperti halnya dengan angka, kita
selalu mengatakan angka 1, 2, 3 , dan seterusnya, kita selalu berhitung dengan
angka akan tetapi kita tidak pernah mengenal angka sesungguhnya.
Itu adalah dunia tersendiri dari
matematika, sangat berbeda dengan ilmu yang lain. Dunia itu begitu abstrak,
akan tetapi karena keabstrakan itu
justru membuat metematika menjadi
sangat indah. Indah karena kita diajarkan untuk mengenal dan mencintai sesuatu
yang tidak akan pernah bisa kita sentuh karena keabstrakannya, akan tetapi
senantiasa ada dalam pikiran kita.
Ternyata dari itulah matematika
mengajarkan pikiran dan hati kita untuk lebih peka. Matematika memulainya dari
sesuatu yang abstrak, mengapa demikian? Karena, jika dengan sesuatu yang
abstrak saja kita bisa menghargai dan mencintai sesuatu dengan lebih peka,
bagaimana dengan sesuatu yang tampak dan ada disekitar kita, tentu saja kita
akan lebih menghargainya.
Begitulah matematika, sangat indah
dan mengajarkan akan banyak hal. Jika saja kita mau mengenalnya lebih dekat,
ternyata matematika tidaklah sesulit yang kita bayangkan, dan tentu matematika
bukan lagi momok yang menakutkan.
Matematika dianggap sulit oleh
sebagian besar orang, karena matematika penuh dengan konsep dan aturan yang
jelas, serta ketika melakukan proses perhitungan dalam penyelesaian soal
matematika haruslah berakhir dengan benar, dengan kata lain "salah tetap
salah dan benar tetap benar."
Seandainya saja kita mau berpikir
lebih jernih, sebenarnya matematika secara tidak langsung mengajarkan kita
untuk menjadi seseorang yang berpendirian teguh dan mentaati konsep serta
aturan yang jelas. Jika hal ini di terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari,
maka kita akan tumbuh menjadi seseorang yang menjalankan aturan agama kita
dengan benar, menjadi warga negara yang taat hukum, dan menjadi apapun kita,
kita akan selalu berpegang teguh pada aturan dan konsep yang jelas dan benar.
Indah bukan!!! ternyata, matematika
bukan saja mengajarkan kita menjadi pintar akal tapi juga pintar hati dan
pintar emosional. Coba beberapa perhatikan soal berikut ini ;
Contoh
Soal 1
Bentuk sederhana dari adalah ?
Jawab:
Sesuai
konsep, soal tersebut merupakan soal merasionalkan
bentuk akar, dengan kata lain membuat bentuk akar tersebut menjadi
sederhana. Untuk menyelesaikan soal
tersebut maka bentuk akar tersebut haruslah dikalikan dengan akar sekawannya
=
(Karena bentuk akar tersebut berbentuk pecahan, maka
jika pembilang dikalikan dengan akar sekawannya maka penyebut juga harus
dikalikan dengan akar sekawan yang sama. Jika proses itu tidak dilakukan maka
soal tidak akan terselesaikan) Apa hikmah yang terkandung dalam proses
penyelesaian soal tersebut?, yah,
hikmahnya adalah tentang "keadilan". Ternyata bersikap adil sangat
perlu dalam penyelesaian suatu masalah, dan hal ini kerap kali diterapkan dalam
matematika.
Kembali pada soal dan lanjutan
penyelesaiannya!
=
=
=
(matematika juga
mengajarkan untuk saling berbagi.
Dalam suatu proses perhitungan, jika bilangan itu masih bisa disederhanakan
dengan pembagian,maka lakukanlah proses pembagian. Jika proses itu tidak
dilakukan maka tentu saja hasil akhirnya tidak begitu benar )
= =
( jawaban merupakan hasil
akhir yang sederhana dan bernilai benar, yang diperoleh melalui proses " Adil dan Berbagi".)
Akhirnya kita bisa
belajar dua hal sekaligus, belajar bagaimana berhitung yang benar dan belajar
adil dan berbagi.
Contoh Soal 2
Jika A adalah himpunan
bilangan asli, maka anggota pertama dan terakhir dari bilangan asli adalah?
Jawab:
Karena A adalah
himpunan bilangan asli, maka anggota pertamanya adalah 1 dan terakhir adalah
tak terhingga.
A={ 1,2,3,4,…}
(sebenarnya apa hikmah yang terkandung pada soal
tersebut?. Yah, ternyata hikmahnya adalah agar kita tidak menjadi manusia yang
sombong. Mengapa demikian? Coba kita telusuri lebih jauh lagi,
Sebagaimana diketahui bahwa matematika adalah ilmu pasti artinya segala sesuatu
punya nilai kepastian dan dapat dihitung nilainya, tetapi jika melihat pada
soal di atas tidak ada yang tahu pasti
berapa nilai dari anggota terakhir suatu bilangan asli. Matematika
menjawabnya tak terhingga. Itulah letak arti ketidaksombongan yang sebenarnya diajarkan oleh matematika. Bahwa sesungguhnya ilmu dan manusia, memiliki
keterbatasan. Sepasti apapun ilmu tersebut, tetap saja ada sesuatu yang tak
terjangkau oleh manusia, dan itu akan
menjadi rahasia alam.
Love math
BalasHapus